Selasa, 04 September 2018

Kemenko PMK: Perlu Kerjasama Lintas Sektoral Atasi Ancaman Pandemi Influenza

Beritapusat99 - Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Bandar Poker Terbaik Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) menekankan pentingnya kerjasama lintas sektoral untuk mengantisipasi ancaman pandemi.

Menurut Deputi Peningkatan Kesehatan Kemenko PMK, Sigit Priohutomo, Indonesia akan terus waspada terhadap ancaman pandemi sama seperti negara-negara lain. Kewaspadaan pemerintah terhadap hal tersebut diwujudkan melalui pemantauan dan kesiapsiagaan.

"Langkah ini dilakukan untuk melindungi hilangnya Situs Poker Online Resmi potensi sumber daya manusia dan dampak-dampak lain yang ditimbulkan hingga meliputi ke aspek ekonomi dan ketahanan negara," ujar Sigit dalam Pertemuan Koordinasi dan Penyusunan Rencana Kerja Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Berpotensi Pandemi di Kemenko PMK, Jakarta, Rabu (5/9/2018).

Sigit menegaskan, koordinasi lintas sektoral dilaksanakan untuk mewujudkan sinergi pelaksanaan kebijakan dan sumber daya yang tersedia. Menurutnya, ancaman wabah harus dihadapi bersama-sama dan tidak bisa hanya mengandalkan satu sektor saja.

Lebih lanjut, Sigit menambahkan, Kemenko PMK telah menjalin kerjasama dengan lintas kementerian/lembaga, perguruan tinggi, lembaga penelitian, pemerintah daerah, hingga badan-badan internasional seperti WHO dan FAO terkait ancaman pandemi.

Selain itu, kementerian pimpinan Puan Maharani ini juga telah menjalin hubungan bilateral dan multilateral melalui kerjasama kemitraan dengan USAID, DFAT-Australia dan aktif dalam gerakan Global Health Security, bersama pemangku kepentingan lainnya untuk pencegahan, pendeteksian dan respon terhadap penyakit baru yang berpotensi pandemi.

Sementara itu, USAID Deputy Mission Director, Ryan Washburn menyebutkan, Indonesia telah membuat langkah yang luar biasa dalam mengembangkan integrasi sistem untuk mendeteksi, mencegah dan merespon ancaman pandemi. Namun diperlukan komitmen lebih lanjut guna memastikan sistem tersebut dapat terus berjalan dengan baik.

"Untuk memastikan sistem yang telah dikembangkan tersebut berfungsi dengan baik, penting untuk mengenali dan mengakui peran penting kementerian dan lembaga terkait, serta mendukung mereka dalam menialankan tugas penting untuk keamanan kesehatan ini," jelas Ryan.

Ryan berujar, untuk bisa secara bersama-sama menurunkan risiko maupun dampak yang bisa dihadapi Indonesia dari ancaman pandemi ini, dibutuhkan koordinasi lintas sektoral dan perlu dukungan dari para pengambil keputusan.

"Mari kita duduk bersama-sama untuk menyusun rencana kerja yang sejalan dengan sasaran pembangunan pemerintah Indonesia," ucapnya.

Seperti diketahui, Indonesia termasuk salah satu hotspot munculnya penyakit infeksi baru di Asia. Penyakit infeksi baru tersebut maupun penyakit yang pernah ada dan kemudian muncul kembali, 70% di antaranya dapat bersumber (ditularkan) dari satwa liar dan ternak (zoonotlk), seperti flu burung.

Di Indonesia sendiri, selama 11 tahun terakhir tercatat sebanyak 168 orang meninggal dunia akibat flu burung serta kerugian ekonomi yang tidak sedikit nilainya.

Selain ancaman flu burung, kemunculan kembali virus Ebola dan Sindrom Pernafasan Timur Tengah Coronavirus masing-masing di Afrika dan Timur Tengah, serta deteksi virus Nipah, West Nile dan Zika di Indonesia, menekankan pentingnya memperkuat kapasitas untuk mencegah, mendeteksi dan merespons ancaman kesehatan hewan baru dan yang muncul kembali, serta peristiwa tumpahan (spill over) secara terus menerus dan berlanjut.

0 komentar:

Posting Komentar