Selasa, 04 September 2018

Notebook Low Price Masih Jadi Pasar Terbesar




Beritapusat99 - Sekarang ini produk laptop sudah semakin beragam dan memiliki spesifikasi yang semakin canggih. Laptop tidak hanya dapat digunakan untuk melakukan tugas-tugas ringan semacam mengetik, menghitung dengan Excel, serta hiburan.


Berbagai produk kini hadir untuk menyasar pasar yang lebih besar, yakni pasar premium untuk para pekerja kreatif, gaming, serta banyak lagi. Menariknya menurut Consumer Country Director Dell Indonesia, Tjipto Suparto produk netbook low price masih merajai pasar paling besar.

"Orang sekarang pasti lebih banyak memilih netbook daripada PC. Selain itu, low price brand itu pasar paling besar, karena orang paling banyak, misal belajar pertama pakai netbook (biasa) terus juga anak-anak yang baru masuk sekolah. Itu kan mereka pasar yang paling besar," kata dia saat ditemui di kawasan Kebayoran lama, Jakarta.

Lebih lanjut, sebagai pemasok teknologi pihaknya memang harus terus mengikuti perkembangan dan kebutuhan.

"Tapi apakah pasar itu baik atau tidak untuk menjaga kesinambungan bisnis dari margin yang dihasilkan. Objektif Marketing dari yang kita punya itu kan berbeda-beda," jelas dia.

Dell sebelumnya telah meluncurkan varian XPS 13 yang merupakan produk on the go, yakni menyasar para profesional dengan mobilitas tinggi. Belakangan ini produk laptop dengan pasar premium dinilai semakin tinggi.

Produk laptop ini menyasar para pegiat industri kreatif, sehingga laptop memiliki keunggulan spesifikasi dari sisi performa, kegunaan, dan harga yang terbilang tinggi. Sebelumnya beberapa vendor pun telah meluncurkan produk dengan pasar tersebut, seperti HP ENVY x360 dan Asus ZenBook UX331.

Kemudian, Dell pun melirik pasar konten creator, dengan menghadirkan dua laptop XPS 15 series belum lama ini.

Menanggapi hal ini, meluncurkan produk dengan segmen yang jelas (sedang digemari) dan potensial merupakan strategi marketing yang dilakukan Dell.

"Bicara secara jelas untuk power user itu adalah strategi (XPS 15 series). Orang-orang power user ini pendekatannya bagaimana, sosial medianya seperti apa, dan iklannya harus bagaimana dan lain sebagainya. Termasuk pricing dan sebagainya. Pasar premium itu seharusnya sangat tinggi, yang kami maksud potensi ada. Jadi, kita harus mengambil potensi itu. Seperti tadi bahwa survei yang kami lakukan banyak pekerja industri kreatif yang berkembang dan diprediksi di 2018 ini ada sekitar Rp1.000 triliun potensinya," jelas dia.

0 komentar:

Posting Komentar