Selasa, 24 Juli 2018

Lewat Puspaga, Peran Keluarga Diperkuat Guna Wujudkan Kabupaten/Kota Layak Anak

Beritapusat99 - Sebagai unit masyarakat terkecil serta tempat tumbuh kembang anak pertama, peran keluarga seharusnya tidak boleh disepelekan. Kekokohan keluarga merupakan salah satu kunci dalam mewujudkan Kabupaten/Kota Layak Anak (KLA).

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Yohana Susana Yembise mengatakan, keluarga berperan sangat penting dalam pemenuhan hak anak. Setiap keluarga perlu memiliki komitmen yang kuat, tidak hanya ibu dan ayah, tetapi juga orang dewasa di dalam keluarga.

“Anak-anak dapat tumbuh dan berkembang dengan optimal jika seluruh keluarga di Indonesia memahami dan mendukung pemenuhan hak anak dalam keluarga masing-masing. Jadikan hak anak sebagai prioritas utama dalam mendukung tumbuh kembangnya,” ujar Menteri Yohana dalam konferensi pers Penghargaan KLA 2018 di Dyandra Convention Centre, Surabaya, Jawa Timur, Senin 23 Juli 2018.

Sejumlah tantangan ada di depan mata. Kasus perkawinan anak yang tinggi akan berdampak pada masalah pendidikan, kesehatan, dan perekonomian, sehingga akan berdampak pada kokohnya suatu keluarga. Data pada 2017 menunjukkan, saat ini di Indonesia terdapat 69 juta keluarga yang semuanya diharapkan memiliki serta mewujudkan komitmen untuk memenuhi hak anak.

Demi mengupayakan hal tersebut, KPPPA bekerja sama dengan pemerintah daerah (pemda) membentuk Pusat Pemberdayaan Keluarga (Puspaga) pada 2016. Yohana Yembise menuturkan, kementerian yang dipimpinnya berperan untuk mendampingi setiap pemda guna membangun Puspaga di berbagai lokasi.

“Puspaga berperan untuk melakukan pendampingan, termasuk kepada pasangan muda yang ingin menikah, yang sudah dilakukan di beberapa kabupaten. Sejauh ini sudah Puspaga sudah ada di 50 daerah dan akan menjadi model bagi yang lainnya,” imbuh menteri asal Papua itu.

Karena dimaksudkan untuk memberdayakan keluarga, maka isu yang dibicarakan tidak jauh dari unit terkecil tersebut. Semua yang merasa butuh pendampingan dipersilakan datang ke Puspaga, termasuk anak-anak disabilitas atau berkebutuhan khusus.

Menteri Yohana menguraikan, di satu Puspaga terdapat psikolog dan tenaga ahli yang siap untuk memberikan pendampingan serta trauma healing (penyembuhan trauma) apabila terdapat masalah di dalam keluarga. Selain itu, beberapa Puspaga juga bekerja sama dengan dokter, tokoh adat, tokoh masyarakat, serta aparat pemerintah terkecil dalam hal ini RT/RW, agar semakin optimal.

0 komentar:

Posting Komentar