Kamis, 16 Agustus 2018

listrik atau yang terkenal dengan nama energy saver. Tapi benarkan alat itu bisa 'mengakali' tagihan?


Beritapusat99 - Banyak orang ingin menghemat tagihan rekening listrik. Momen itulah yang dimanfaatkan oleh produsen alat penghemat listrik atau yang terkenal dengan nama energy saver. Tapi benarkan alat itu bisa 'mengakali' tagihan?

Saat ini tengah gencar promosi energy saver, baik di televisi maupun radio bahkan kios di toko-toko swalayan juga menjajakan alat penghemat rekening listrik. Alat itu diyakini bisa memangkas tagihan hingga 40%. Pada promosi visual, disertakan penurunan tagihan rekening, dengan menampilkan sebelum dan sesudah menggunakan alat tersebut, yakni dari Rp2.097.306 menjadi Rp1.076.851. Pada iklan tersebut juga ditampilkan foto sejumlah penjabat, tokoh serta artis berpose dengan alat penghemat listrik.

Di pasaran, alat penghemat listrik itu setidaknya terdapat dua jenis, yakni alat yang berisi kapasitor yang dipasang pada aliran listrik. Selain itu, juga ada alat yang berbentuk kartu atau disebut smart card. Cara kerja alat yang satu ini bisa memancarkan ion-ion penghemat listrik, BBM bahkan Gas.

Mengomentari fenomena tersebut, pengamat kelistrikan Benny Marbun justru mempertanyakan cara kerja alat. Jika pada kapasitor mengoptimalkan daya PLN menurutnya benar, tetapi tidak dengan mengurangi rekening.

"Kalau Anda membeli karena ingin menghemat rekening listrik, akan kecewa. Bahkan boro-boro menghemat, karena alat itu sendiri menggunakan listrik," ujar Benny dalam diskusi energi Sindo Trijaya bertajuk Kontroversi Alat Penghemat Energi Listrik, di Cikini, Jakarta, Kamis (16/8/2018).

Pada dasarnya apa yang dilakukan pihak produsen dalam melakukan bisnis adalah sah. Namun dia menekankan untuk tidak memanfaatkan ketidaktahuan masyarakat. Karena soal kelistrikan memang sangat teknis dan tidak semua memahaminya.

"Jadi mereka pintar dalam memakai kata-kata sehingga bisa dikatakan mereka tidak salah. Kalau ada di kemudian hari ada yang mengklaim mereka berbohong. Itu tidak. Contoh mereka tidak dapat menghemat listrik 40%. Yang diharapkan menghemat listrik itu kan ujungnya rekening listrik. Mereka bisa saja berkelit," jelasnya.

Apalagi kata Benny, saat ini sudah ada bukti laboratorium dari Universitas Indonesia yang menyatakan bahwa alat tidak dapat menurunkan daya aktif (Watt). Bahkan cenderung bertambah dan dapat mempengaruhi daya aktif.

Sehingga tidak dapat menurunkan konsumsi energi aktif (Wh). Artinya tidak dapat menurunkan biaya pemakaian energi listrik (kWh), atau tidak dapat menurunkan tagihan rekening listrik.

PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) selaku suplier listrik Tanah Air juga telah mempertanyakan fungsi alat tersebut. Bahkan PLN mengimbau para produsen untuk bisa datang ke PLN dan membuktikan cara kerja menurunkan rekening listrik konsumen.

Direktur Pembinaan Program Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Jisman Hutajulu menjelaskan, bahwa alat penghemat listrik dalam bentuk kapasitor, secara teori bisa mengoptimalkan daya sesuai dengan penyambungan listrik dengan PLN sesuai dengan besaran pelanggan.

"Tetapi tidak mengurangi rekening, hanya mengoptimalkan sesuai cost fee, misalkan pelanggan 2.200 ya bisa secara optimal," ujar Jisman pada acara yang sama.

0 komentar:

Posting Komentar