Minggu, 19 Agustus 2018

Seluruh Kereta MRT Tiba di Jakarta pada November


Beritapusat99 - Proyek Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta fase I Lebak Bulus-Bundaran HI mengalami kemajuan signifikan. Setelah sukses melakukan uji coba System Acceptance Test (SAT), kini empat rangkaian kereta kembali tiba di Jakarta.
Sekretaris Perusahaan PT Mass Rapid Transit Tubagus Hikmatullah mengatakan, empat rangkaian/set kereta MRT Jakarta yang tiba di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, pada Sabtu akan dibawa bertahap ke Depo MRT di Lebak Bulus, Jakarta Selatan. ”Setiap rangkaian/set MRT Jakarta terdiri dari 6 kereta (car) sehingga dalam pengiriman empat rangkaian kali ini terdapat 24 kereta. Dengan demikian, saat ini ada 6 rangkaian/ set kereta MRT Jakarta dengan jumlah total 36 kereta,” katanya.

Hikmat menjelaskan, MRT Jakarta fase 1 akan menggunakan 16 kereta karena 14 dioperasikan sedangkan dua menjadi cadangan. Secara bertahap rangkaian kereta akan terus bertambah. Pengiriman rangkaian kereta terakhir dijadwalkan pada November 2018. ”Pihaknya telah melakukan uji coba SAT menggunakan rangkaian kereta pertama MRT Jakarta dari Depo Lebak Bulus menuju Stasiun Lebak Bulus, Stasiun Fatmawati, hingga Stasiun Cipete Raya,” katanya.

Tes tersebut dimulai dengan menjalankan kereta di jalur uptrack, yakni rel menuju Stasiun Bundaran Hotel Indonesia (HI) lalu kereta berpindah ke jalur down-track di rel dari Stasiun Bundaran HI ke Stasiun Lebak Bulus. ”Uji coba SAT berlangsung sukses sesuai dengan harapan,” ungkapnya. Dia menyebut, progres pengerjaan fisik fase I per akhir Juli lalu sekitar 95,33% dengan rincian 93,41% untuk jalur melayang dan 97,26% untuk jalur bawah tanah. Sedangkan untuk progres operasi dan pemeliharaan sekitar 59,97%.

Terkait dengan tarif, Hikmat belum mau menyebutkan lantaran masih masuk dalam pembahasan. Berdasarkan peraturan, kata dia, besaran tarif harus sudah ada paling lambat tiga bulan sebelum operasi atau sebelum akhir tahun ini. Dia menambahkan, PT MRT telah melakukan survei online dengan 10.073 responden yang disebar dalam radius 10 mil di wilayah Jakarta. Hasilnya, 65,5% bersedia berpindah ke MRT. Sedangkan 19,6% bersedia membayar tarif lebih dari Rp8.500. Untuk mencapai itu semua, kata dia, termasuk jumlah penumpang sebanyak 130.000 orang per hari dengan jarak rata-rata 10 km per trip perlu dukungan pemerintah. ”Hasil studi merekomendasikan tarif MRT Rp8.500/10 km,” ungkapnya.

Sementara itu, Direktur Konstruksi MRT Silvia Halim mengatakan, pembangunan MRT memasuki tahap finishing. Uji coba berkala dilakukan sebelum nanti beroperasi pada Maret 2019 . ”Pengerjaan fisik hingga akhir Juli 2018 sudah mencapai 95,33%. Bisa dibilang ini tinggal finishing saja,” ucapnya. Saat ini MRT memasuki uji coba di jalur utama hingga September 2018. Karenanya, apabila memperhatikan Depo MRT Lebak Bulus, maka masyarakat akan melihat kereta yang hilir mudik. Sebelum uji coba ini, kata dia, pada Juni–Juli 2018 lalu rangkaian kereta MRT juga melakukan uji coba signaling.


”Pada 12 November nanti, uji coba operasi sistem perkeretaapian secara terintegrasi oleh kontraktor,” kata Silvia. Selanjutnya MRT Jakarta akan melakukan uji coba sistem perkeretaapian secara penuh pada 15 Februari 2019. ”Pada akhir Maret 2019 MRT Jakarta Fase I resmi beroperasi secara komersial,” kata Silvia. Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Bidang Perkeretaapian DKI Jakarta, Aditya Dwilaksana, optimistis MRT rampung sesuai target dan bisa dioperasikan sesuai dengan kemampuan SDM-nya. Sebab meski baru kali pertama ada di Indonesia, PT MRT memiliki waktu yang cukup untuk mempersiapkan segala sesuatunya.

Adit berharap agar dalam pengoperasiannya nanti, MRT bukan hanya terintgerasi fisik dengan moda transportasi lain. Begitu juga dari segi tarif, MRT harus bisa terintegrasi dengan moda transportasi lain. Karena itu, masyarakat benar-benar dapat meninggalkan kendaraan pribadinya dan berpindah ke moda transportasi massal tersebut.

0 komentar:

Posting Komentar